Kamis, 03 Desember 2015

Cerpen : My Flower Wintersweet

MY FLOWER WINTERSWEET

Cast :
Yoga Fujiarama
Sharena Amalia
Other Cast 
Summarry :
‘’ Tidak perlu menghitung sampai 7 karena aku akan datang secepat mungkin kepadamu , aku hanya butuh waktu untuk menemui bunga wintersweet ku karena waktu itu aku belum siap’’

*****
‘’Kemana dia? Kenapa belum datang? Biasanya dia sudah datang lebih awal dariku’’ gumam Sharena sambil terus memandangi pintu masuk kelasnya
Seorang laki-laki masuk dari luar , namun bukan dia yang Sharena tunggu karena yang datang adalah guru vocal nya yang sangat tidak ia sukai.
‘’Sebelum libur musim dingin saya akan memberikan tugas untuk kalian’’ ujar Mr.Han
‘’Musim dingin apa? Huh lebih baik aku ikut ayah tinggal di Indonesia tidak perlu repot-repot mengerjakan tugas akhir musim yang selalu menumpuk aku menyesal pindah ke Chicago , meskipun tidak sepenuhnya sih’’ gumam Sharena dalam hatinya
‘’Maaf saya terlambat’’ ujar seorang laki-laki dengan napas tersengal
‘’Cepat masuk’’ ujar Mr.Han menyuruh muridnya masuk
Yoga Fujiarama pun segera masuk dan duduk di depan Sharena , seketika senyum mengembang di bibir gadis ini
‘’Baiklah seperti kalian tahu musim dingin sebentar lagi tiba dan saya mempunyai tugas untuk kalian semua , tugasnya adalah kalian harus membuat lagu terserah alirannya apa tapi bukan lagu instrumental karena kalian harus menyanyikannya dengan cara duet dan saya sudah menyiapkan 10 kertas Pink serta 10 kertas Biru disini karena jumlah murid laki-laki dan perempuan disini seimbang maka duetnya harus laki-laki dan perempuan silahkan ambil kertas pink untuk perempuan dan biru untuk laki-laki jika nomor kalian sama maka itulah pasangan kalian , silahkan maju ke depan’’
Sharena pun berjalan maju ke depan perlahan dan mengambil kertas warna pink lalu segera kembali duduk di tempatnya.
‘’Pengen sih duet sama Yoga tapi vocal kita itu buruk sekali , yah mungkin aku bisa berduet dengan Sean yang mempunyai suara emas sehingga bisa mengangkat nilaiku’’ gumam Sharena
‘’Yang mendapatkan nomor 5 silahkan angkat tangan’’ ujar Mr.Han
Sharena melihat nomor dikertasnya , 5. Ia lalu bergegas mengangkat tangannya bersamaan dengan seorang laki-laki yang duduk didepannya.
‘’Baiklah Sharena akan menjadi partner Yoga’’
‘’Oh tuhan , tidak’’ batin Sharena
*****
Sharena membuka jendela kamarnya dan melihat banyak salju menggunung di depan rumahnya
‘’Hmm libur pertama di musim dingin apa yang harus aku lakukan? Sebenarnya aku ingin pergi bersama teman-teman seperti yang lainnya tetapi aku tidak dekat dengan teman sekelasku selain kepada Sean karena Sean merupakan tetanggaku , apakah aku harus ke rumahnya saja dan meminta ia mengajariku cara bernyanyi dengan baik?’’ gumam Sharena masih sambil menatap salju di depan rumahnya
‘’Huh , bodoh memang sudah tau punya anak tidak bisa bernyanyi dan bermain musik tapi ibuku memaksaku masuk sekolah musik’’ gerutu Sharena sambil tersenyum sinis
Terdengar ketukan dipintu kamar Sharena
‘’Dear , mam harus pergi untuk meeting dengan klien , tidak akan lama mam akan segera kembali Love you’’ ujar seorang wanita paruh baya berambut coklat sebahu yang Sharena panggil ‘mam’
Sharena tidak menjawab ia malah menggerutu ‘’Huh disaat musim dingin seperti ini saja ia harus pergi bekerja tidak pernahkah ia memikirkan nasib anak gadisnya ini?’’ gerutu Sharena
Sharena lalu bergegas mandi karena ia berpikir mungkin ia akan melakukan sesuatu hari ini.
*****
‘’Sean it’s me Sharena’’ ujar Sharena sambil mengetuk pintu rumah Sean
‘’Sharena’’ sapa seorang perempuan
‘’Good morning auntie , aku ingin bertemu Sean’’
‘’Sure Sharena , masuklah Sean ada dikamarnya’’
‘’Baiklah auntie , thank you’’
‘’Kau ingin coklat panas? Kemana ibumu pergi?’’
‘’Tidak auntie terimakasih , tadi mam pergi bertemu dengan clien katanya’’
‘’Baiklah Sharena silahkan ke atas’’
Sharena tersenyum lalu bergegas ke atas.Ia memang dekat dengan keluarga Sean karena sejak pertama kali pindah ke Chicago 3 tahun lalu hanya Sean lah yang mau menyapa Sharena dan bermain dengannya.Bahkan di sekolah hanya Sean lah yang paling dekat dengan Sharena.
‘’Sean it’s me open the door’’ ujar Sharena
Sean membuka pintu kamarnya dengan mata yang masih terpejam.
Mata Sharena terbelalak kaget melihat kondisi Sean
‘’Astaga 3 tahun aku berteman dengannya ternyata seorang pria tampan yang memiliki suara emas seperti Sean sangat buruk jika baru bangun tidur’’ gumam Sharena
‘’What?’’ tanya Sean sambil menyandarkan tubuhnya disamping pintu kamarnya dan matanya masih terpejam
‘’Oh my god , Sean kau sangat buruk sekali apa kau tidak lihat? Sekarang sudah pukul 10’’
‘’Ya ya ya i know’’ ujar Sean malas-malasan
‘’Apa kau tidak ada niat untuk mandi dan merapihkan kamarmu yang sudah seperti kapal titanic ini huh?’’
‘’Tidak.Aku sedang malas untuk mandi dan merapihkan kamar’’
‘’Aku kesini ingin memintamu mengajariku bernyanyi dengan baik’’
‘’ Bukankah kau partner si manusia es itu?’’
‘’Manusia es?’’ Sharena mengernyitkan keningnya
‘’Iya , Yoga Fujiarama’’
‘’Kenapa kau menyebutnya manusia es?’’
‘’Kau lihat saja wajahnya datar tanpa ekspresi bahkan dia terlalu serius untuk diajak bercanda dan dingin seperti es’’
‘’Yeah kau benar Sean tapi aku mengaguminya’’
‘’Mungkin kau jatuh cinta padanya’’
‘’Tidak Sean ini hanya sebatas kagum tidak lebih’’
‘’Baiklah Sharena , up to you sekarang cepatlah pergi aku ingin melanjutkan tidurku’’ ujar Sean sambil menguap
‘’Kau ini memang pemalas , lalu aku harus belajar dengan siapa? Kau tahu vocal ku sangat buruk aku hanya bisa rapp dan menari’’
‘’Mintalah pada Yoga , rumahnya hanya 2 blok dari rumah kita tepat di sebrang coffe shop berpagar hitam putih cepatlah pergi kesana dan jangan membangunkanku lagi’’ ujar Sean lalu bergegas menutup pintunya
‘’Ya dasar menyebalkan’’ gerutu Sharena sebal
*****
Sharena terbangun dari tidurnya karna suhu dingin yang masuk ke kamarnya atau mungkin ia lupa mematikan Acnya.
‘’Pukul 7 masih terlalu pagi untuk bangun di hari libur ini’’ ujar Sharena sambil menguap
‘’Mungkin siang ini aku harus bertemu Yoga karna kemarin aku tidak jadi ke rumahnya’’
Sharena pun hendak mengambil jam wekernya di meja kecil di samping kasurnya tapi ia melihat sebuah note yang bertuliskan
‘i’m so sorry dear , aku harus pergi banyak yang harus ku urus uang jajanmu sudah ada di laci jika kurang kau bisa menghubungi ibu agar mentransfer uang untukmu , i love you’
‘’Cihh pergi saja sesukamu , orangtua yang menyebalkan’’ gerutu Sharena lalu ia kembali tertidur dan menarik selimutnya
*****
‘’Bagaimana ini? Apa yang harus aku lakukan untuk mengisi liburanku yang membosankan , apakah aku harus benar-benar pergi ke rumah snowman itu’’ ujar Sharena
‘’Baiklah sepertinya iya kami partner bukan? Jadi sudah seharusnya kami bekerja sama’’ lanjutnya lagi lalu bergegas mengambil mantelnya dan keluar rumah
‘’Apakah benar ini rumahnya?’’ tanya Sharen pada dirinya sendiri ketika ia sudah berdiri di depan rumah yang bernuansa klasik dengan cat berwarna hitam putih
‘’Sean bilang rumahya tepat di sebrang cafe apakah cafe itu yang Sean maksud’’
‘’Ah sudahlah daripada aku berbicara sendiri daritadi seperti orang gila lebih baik aku coba saja mengetuk pintu rumahnya aku tidak akan pernah tau jika tidak mencoba’’
Sharen pun melangkahkan kakinya masuk ke dalam gerbang yang tidak terkunci lalu mengetuk pintu rumah tersebut dan tak lama kemudian muncul seseorang yang ia cari dari balik pintu.
‘’Ada apa?’’ tanya laki-laki tersebut datar masih dengan wajah tanpa ekspresinya
‘’Eum..’’ sharen menggaruk tengkuknya yang tidak gatal lalu sekali-kali merapatkan mantelnya karna udara dingin yang menusuk hingga ke tulangnya.
‘’Bukankah kita partner? Aku rasa kita harus sesegera mungkin berlatih dan menyelesaikan tugas musim dingin kita? Dan kau bisa mengajariku bernyanyi yah kau tahu bukan bagaimana kualitas vokalku?’’
‘’Masuklah udara diluar dingin’’ ujar Yoga mempersilahkan Sharen masuk
‘’Huh daritadi kek udah tau gue kedinginan dasar cowo pea’’ gerutu Sharen pelan dengan logat Indonesianya
Yoga pun membalikan badannya pada Sharen lalu bertanya ‘’Ada apa?’’
‘’Tidak tidak ada apa-apa’’ ujar Sharen sambil tersenyum kikuk
‘’Duduklah akan ku buatkan coklat panas untukmu’’ ujar Yoga lalu meninggalkan Sharen
Sharen pun duduk di sofa , bukan bukan sofa tapi kursi panjang yang mirip dengan sofa hanya saja terbuat dari kayu dan penuh ukiran yang sangat indah
‘’Apa dia tinggal sendirian disini? Dan kursi ini mirip seperti kursi dirumah ayah dengan ukiran Jepara yang sangat indah’’ gumam Sharen
‘’Ini minumlah bagus untuk menghangatkan dirimu’’ ujar Yoga sambil menyodorkan segelas coklat panas pada Sharen
‘’Thank’s’’ jawab Sharen lalu segera meminum coklatnya
‘’Darimana kau tahu rumahku? Tapi tunggu itu tidak penting yang penting aku sudah menyelesaikan tugas kita’’ ujar Yoga sambil memberikan Sharen beberapa lembar kertas yang penuh dengan chord gitar dan lirik lagu
‘’Maksudmu ini tugas kita? Tapi bukankah kita harus menyelesaikannya bersama-sama kenapa kau mengerjakannya tanpa bilang padaku?’’ tanya Sharen sambil melihat-lihat lirik yang Yoga buat
‘’Kurasa walaupun aku bilang padamu kau tidak akan membantu sama sekali aku tahu kau bodoh dalam hal membuat lagu ataupun instrumen musik dan aku tahu kualitas vocal kita tidak terlalu baik jadi aku ciptakan saja lagu yang beraliran hip hop untuk kita berdua’’ jelas Yoga
‘’Tapi lirik ini artinya sangat...’’
‘’Menyentuh bukan? Aku memang hebat dalam membuat lagu haha’’ potong Yoga lalu tertawa dan bangga pada dirinya sendiri
Sharen menatap Yoga sebal lalu kembali fokus pada lembar kertas yang diberikan Yoga.
‘’Kau tinggal sendiri disini?’’ tanya Sharen memecah keheningan yang sedari tadi menghinggapi mereka
‘’Tidak ayah dan ibuku sedang pergi ke Indonesia’’ jawab Yoga
‘’A-apa? Indonesia?’’
‘’ Yapz aku masih memiliki keturunan Indonesia dari ibuku dan aku tahu apa yang kau katakan tadi’’ ujar Yoga
Sharen pun membulatkan matanya kaget ‘’Kena deh gue’’ batin Sharen
‘’Maaf’’ hanya itu kalimat yang keluar dari mulut Sharen
‘’It’s ok , lebih baik sekarang kita berlatih’’ ujar Yoga sambil memetik gitarnya
*****
Sharen merebahkan dirinya diatas kasur dan menatap langit-langit kamarnya yang berlukiskan galaksi.
‘’Kurasa Yoga tidak buruk mungkin dia memang terkesan dingin seperti es dan wajah datarnya erghh membuatku ingin membunuhnya tapi kesan ramahnya masih sama seperti orang Indonesia kebanyakan walaupun ia selalu menganggap dirinya lebih baik dari ku huh menyebalkan memang’’ gerutu Sharen dan seketika bayangan Yoga muncul di benaknya bersamaan dengan detak jantungnya yang semakin cepat
‘’Oh god tidak mungkin kenapa aku terus terbayang wajahnya aku memang mengaguminya sejak kita pertama bertemu tapi baru sekali aku berbincang dengannya jantungku sudah dibuatnya tak karuan begini apa mungkin Sean benar? Aku jatuh cinta pada Yoga?’’ Sharen masih sibuk dengan pertanyaannya pada dirinya sendiri hingga terdengar seseorang mengetuk jendelanya.
Dengan cepat Sharen bangun dan menyibakkan gorden jendelanya setelah melihat siapa yang datang Sharen segera membuka jendelanya
‘’Ya Sean apa kau tidak pernah tahu bagaimana caranya bertamu ke rumah orang menggunakan pintu depan?’’ dengus Sharen kesal
‘’Aku tahu tapi aku lebih suka memanjat ketas balkon rumahmu dan mengetuk jendela kamarmu’’ jawab Sean santai
‘’Ada apa malam-malam kau kesini?’’ tanya Sharen
‘’Malam? Ayolah Sharen ini baru pukul 7 , bagaimana kalau kita pergi berpesta? Orangtuamu sedang tidak ada dirumah bukan?’’
‘’Aku lelah Sean sepertinya aku tidak ikut lebih baik aku diam saja dirumah’’
‘’Bagaimana jika kita membuat pesta dirumahmu?’’
‘’Are you crazy? Kau ingin membuat rumahku hancur lebur seperti kapal titanic?’’
‘’Kalau begitu cepatlah ikut denganku please’’ ujar Sean memelas
‘’Baiklah baiklah Sean tunggu aku dibawah’’ ujar Sharen lalu segera menutup jendela kamarnya
Sepuluh menit kemudian Sharen keluar dari rumahnya
‘’Kemana kita? Dan naik apa?’’ tanya Sharen
‘’Kita ke klub yang ada diujung jalan sana , berjalan tentunya tidak mungkin mengendarai sepeda bodoh salju sangat tebal dan tidak mungkin mengendarai mobil juga’’ jawab Sean
Sharen dan Sean berjalan bersebelahan menyusuri jalan hingga sampai disebuah klub malam diujung jalan
‘’Kau yakin Sean , kau kan tahu aku tidak suka berpesta ataupun pergi ke klub malam seperti ini’’
‘’Ayolah Sharen berapa umurmu? Kau sudah 19 tahun kau harus menjernihkan otakmu sekali ini saja Sharen mumpung ibumu sedang tidak ada dirumah’’
‘’Baiklah Sean tapi jangan menyodorkan ku mariyuanna lagi aku tidak akan pernah memakainya meminum wine saja sudah cukup bagiku’’
‘’Oke ladies’’ jawab Sean lalu mereka masuk kedalam klub tersebut
Didalam klub banyak gadis dan pria yang seumuran dengannya bahkan lebih muda , mungkin.
‘’Gila , apa gadis gadis itu tidak merasa kedinginan dengan pakaian terbuka seperti itu?’’ bisik Sharen pelan pada Sean
‘’Ayolah Sharen itu sudah biasa lebih baik sekarang kau lepaskan mantelmu’’ ujar Sean
‘’No , thank’s Sean’’
Sharen pun duduk didepan meja bar dan memesan segelas wine kepada bartender.Sementara Sean ia sudah turun ke lantai dansa bersama beberapa gadis lainnya.
Sharen hanya duduk dan menikmati minumnya ia mulai melihat Sean berbicara ngelantur
‘’Sepertinya ia mabuk dan itu sangat menyebalkan’’ gerutu Sharen lalu menghampiri Sean
‘’Sean ayo kita pulang’’ ajak Sharen
‘’Pulang? Siapa pulang? Aku masih menikmati Sharen kau pulang saja’’ ujar Sean sambil menghisap mariyuanna dan diselingi tawa beberapa gadis di sampingya
‘’Baiklah aku pergi’’ ujar Sharen lalu sesegera mungkin keluar dari klub itu.
‘’Yah aku akui Sean memang tampan jenius dan memiliki suara emas tapi ia menyebalkan jika sudah berpesta seperti itu’’ gerutu Sharen kesal
Sharen berjalan pulang sendirian dan sesekai merapatkan mantelnya.
Di taman tak jauh dari klub tersebut ia melihat seseorang sedang tiduran dibangku taman dengan wajahnya ditutupi sebuah buku , sepertinya Sharen mengenal orang itu.
Sharen pun menghampiri orang itu dan menyapanya.
‘’Apa yang kau lakukan disini?’’ tanya Sharen
Orang itupun bangun dan segera duduk.
‘’Tidak ada hanya menikmati kesepian dan dinginnya malam , kau sendiri? Sudah pukul 10 malam tak baik wanita berjalan sendirian pasti kau habis dari klub bukan?’’ ujarnya
‘’Tidak em maksudku iya tapi aku hanya menemani Sean aku tidak suka berpesta dan masuk ke klub malam seperti itu’’ jawab Sharen lalu duduk disamping Yoga
‘’Akupun tidak suka sepertinya mereka membawa pengaruh buruk aku lebih suka menyendiri dan melakukan hal positif lainnya daripada harus berpesta dan menghabiskan uang di klub malam seperti itu’’
‘’Yeah kau benar snowman’’
‘’Snowman?’’ Yoga mengernyitkan dahinya tak mengerti
‘’Iya kau itu seperti snowman dingin dan wajahmu selalu datar tanpa ekspresi bahkan aku baru sekali melihatmu tertawa dan aku jarang melihatmu mengobrol di sekolah’’
‘’Bukankah sudah kubilang aku lebih suka diam daripada harus terbawa pengaruh buruk mereka , Giant baby’’ ujar Yoga
‘’Giant baby? What do you mean?’’
‘’Kau itu besar tinggi tapi wajahmu masih imut seperti bayi’’ jalas Yoga
‘’Ya beratku hanya 55 kilogram apa aku sebesar itu dimatamu?’’ bentak Sharen kesal
Yoga tersenyum simpul dan menatap Sharen.Sharen pun balik menatap Yoga dan bisa dipastikan jantung mereka berdua berdegup kencang sekarang.
‘’Lebih baik kita pulang sudah malam dan udara semakin dingin’’ ujar Yoga mengalihkan perhatian
‘’Baiklah’’
Sharen dan Yoga pun berjalan bersampingan menurju rumah masing-masing.
‘’Ini rumahmu?’’
‘’Yeah’’
‘’Tidak terlalu jauh dengan rumahku ternyata , kau tinggal sendiri?’’
‘’Tidak aku tinggal dengan ibuku tapi dia sedang pergi entah kemana , kau ingin mampir?’’
‘’Tidak terimakasih tidak baik jika kita hanya berdua dirumahmu saat malam seperti ini’’
‘’Baiklah hati-hati Yoga sampai jumpa lagi’’
Yoga pun bergegas pergi meninggalkan Sharen yang sudah masuk ke rumahnya
*****
Liburan musim dingin sudah berakhir.Musim semi telah tiba.Sharen tidak sabar ingin segera masuk sekolah.Ia memang tidak punya cerita apa-apa tentang libur musim dinginnya.Karna ia hanya menghabiskannya berlatih dengan Yoga dan bermain PS dengan Sean.Dan ibunya sudah kembali , yah setidaknya Sharen tidak harus kesepian berada dirumah sendirian.
‘’Welcome spring’’ ujar Sharen sambil menghirup udara musim semi yang segar
Sharen bergegas mandi dan menyiapkan segala keperluan sekolahnya.
‘’Sharen it’s me Sean’’ ujar Sean dibawah kamar Sharen yang sudah siap pergi sekolah dengan sepedanya
‘’Wait a minute buddy’’ jawab Sharen dari kamarnya
Sharen segera keluar setelah pamit dengan ibunya ia segera naik ke belakang sepeda Sean.Mereka memang selalu berangkat sekolah menggunakan sepeda Sean karna sekolah mereka pun hanya berjarak 4 blok dari rumah mereka.
‘’Masih banyak salju yang belum mencair’’ ujar Sharen
‘’Yeah sepertinya membutuhkan waktu hingga nanti siang untuk salju mencair’’ lanjut Sean
Tak berapa lama kemudian mereka sampai di sekolah.
Sharen dan Sean segera masuk ke dalam kelas.Sharen langsung mengambil posisi duduk belakang Yoga yang sudah datang sejak tadi.
‘’Hey snowman , kau tahu aku gugup dengan tugas kita’’ bisik Sharen pelan
‘’Kau tidak perlu takut giant baby percayalah kita bisa melakukannya dengan benar’’ ujar Yoga sambil membalikan badannya dan tersenyum
Sharen pun tersenyum dan hatinya merasa luluh karna baru pertama kali ia melihat senyum Yoga seperti ini.Beda dengan senyum sebelumnya kali ini senyumnya lebih manis dan Sharen suka itu.
Mr.Han pun masuk dan langsung meminta murid-muridnya menampilkan lagu ciptaan mereka sendiri.
‘’Pasangan pertama silahkan Victoria dan Robert’’
Victoria dan Robert pun bernyani dengan sangat baik.Selanjutnya giliran Sean dan Selena dan Sharen sudah yakin mereka akan mendapatkan nilai tinggi karna suara Sean dan Selena lah yang paling bagus di kelas.
Sharen nampak sangat gugup sekali karna setelah Taylor dan Jessie adalah giliran dia dan Yoga yang maju
‘’Kau tidak perlu khawatir giant baby kita sudah berlatih banyak’’ ujar Yoga sambil menggenggam tangan Sharen lembut dan membuat senyum lebar terpampang diwajah Sharen , bagaimana tidak? Baru pertama kali Yoga menggenggam tangannya dan Sharen merasa sangat melting diperlakukan seperti ini oleh pria yang sangat ia kagumi mungkin sekarang sudah berubah dari mengagumi menjadi mencintai.
‘’Oke last , here we go please Sharen and Fujiarama’’ panggil Mr.Han
Yoga segera mengambil gitarnya dan membawa sebuah kursi lalu duduk di muka kelas dan Sharen berdiri disampingnya masih dengan wajah gugup dan tubuhnya gemetaran.
‘’Giant baby you can alright? Don’t worry’’ ujar Yoga menyemangati Sharen lalu mengedipkan sebelah matanya pada Sharen dan membuat Sharen merasa lebih baik.Yoga pun mulai memetik gitarnya dan Sharen mulai bernyanyi

(Sharen) Yeah SOMEBODY 4 LIFE, yeah, here we go.
(Sharen) I always tried to live alone
Every day was a story of a single girl
I was good even on a deserted island
I tried to build walls
No one held onto me
So I felt so free, the foolish me
In a nice little well, I only cared for me and myself
But then you held your hand out to me
(S&Y) Hold my hand when you need somebody
I’ll be that somebody somebody, we’re in this for life yeah
Only look at me when you need a shoulder
I’ll be that somebody somebody, we’re in this for life yeah
(Yoga) 1 is loneliness and 2 is company
Together we’re the A team, a match and gasoline
Just like a pair of scissors need two blades
Lean on me
I know Always got my back back, and you know
i always got you right back
No matter what anyone says to me now
I’ll always be by your side, you know it’s true
(Sharen) After I met you, my eyes opened, I see this empty space
You fill this empty space
I didn’t know living for others could make me happy
Now I will be there
(S&Y) Hold my hand when you need somebody
I’ll be that somebody somebody, we’re in this for life yeah
Only look at me when you need a shoulder
I’ll be that somebody somebody, we’re in this for life yeah
(Yoga) Give me all your tears and worries
Whenever you call you know that
I’m right by your side I’ll be there
(S&Y) Hold my hand when you need somebody
I’ll be that somebody somebody, we’re in this for life yeah
Only look at me when you need a shoulder
I’ll be that somebody somebody, we’re in this for life yeah
(S&Y) Don’t shed tears in any situation
Each drop is too precious
(Sharen)(we’re in this for life yeah))
Lean on me, I’ll hold your hand
Even if the world turns its back on us
(Sharen)(we’re in this for life yeah))
The Ark – The Light (Eng Ver)
Sean , Selena , Victoria dan Mr.Han pun berdiri lalu memberikan tepuk tangan yang sangat meriah pada Yoga dan Sharena diikuti oleh murid lainnya.
‘’Good Job’’ puji Mr.Han ‘’Lirik yang menyentuh , musik yang bagus dan kolaborasi yang bagus antara kalian berdua dengan genre berbeda’’ lanjut Mr.Han
*****
‘’Giant baby mau pulang bersamaku?’’ tawar Yoga
‘’Emm baiklah snowman tapi aku ingin memberikan ini untukmu’’ jawab Sharen sambil memberikan sebuah surat pada Yoga
‘’Apa ini?’’ tanya Yoga hendak membuka suratnya namun ditahan oleh Sharen
‘’Bacanya setelah sampai dirumah saja jangan disini’’
‘’Baiklah’’ ujar Yoga lalu memasukan surat tersebut ke tasnya
Sharen dan Yoga pun berjalan bersampingan pulang bersama.
‘’Maaf aku tidak membawa kendaraan kita naik bus saja yah?’’
‘’It’s okay snowman’’ jawab Sharen senang
Sharen dan Yoga pun menunggu di halte bus.
‘’Snowman’’
‘’Ya?’’
‘’Bisakah jam 7 nanti kita bertemu di taman ujung jalan dan kau harus menjawab suratku’’
‘’Baiklah’’ jawab Yoga tersenyum
*****
Sharen sangat cantik malam ini ia menggunakan blouse berwarna pastel dengan rambut sepundak terurai ia memakai hiasan kecil seperti bunga dirambutnya dan menggunakan sepatu wedges yang tidak terlalu tinggi.Ia duduk di taman itu menunggu orang yang ia kagumi atau mungkin ia cintai.
‘’Pukul 7 , mungkin dia masih bersiap-siap’’ ujar Sharen masih diam menunggu Yoga
Sudah 3 jam Sharen menunggu ditaman dan kekecewaan sudah tampak diwajahnya.Bulir bening dari matanya mulai turun ke pipinya.
‘’Baiklah akan ku hitung sampai 7 jika ia tidak datang jawabannya maka tidak’’ ujar Sharen terisak
‘’Satu’’
‘’...’’
‘’Dua’’
‘’...’’
‘’Tiga’’
‘’...’’
‘’E-empat’’
‘’Li..lima’’ Sharen semakin terisak
‘’E..en...’’
‘’Giant baby’’ teriak seseorang dari belakang yang berlari lalu langsung memeluk Sharen dari belakang
‘’Kau tidak perlu menghitung sampai 7 karna secepat mungkin aku akan datang kepadamu , aku hanya butuh waktu untuk menemui bunga wintersweetku karna waktu itu aku belum siap’’ ujar Yoga menempelkan bahunya dipundak Sharen
‘’A-apa maksudmu?’’ tanya Sharen masih terisak
Yoga membalikan badan Sharen.
‘’Aku mencintaimu , sangat mencintaimu aku sejak lama ingin berbicara kepadamu tetapi hatiku terlalu pengecut untuk mengungkapkannya semua padamu dan aku takut kau menganggapku seperti yang lain yang selalu menganggap hatiku sedingin es’’ ujar Yoga
Sharen pun menyeka air matanya.
‘’Aku juga mencintaimu , hatimu memang dingin tapi aku bisa mencairkannya’’ ujar Sharen
‘’Dan soal surat itu ayo kita bersama-sama dan saling melengkapi karena kau adalah bunga wintersweet ku’’ ujar Yoga
‘’Apa maksudmu bunga wintersweet?’’
‘’Bunga wintersweet hanya bisa tumbuh dan mekar disaat musim dingin dan hanya kau wanita yang bisa tumbuh didalam hati dingin Yoga Fujiarama’’ jawab Yoga
Sharen menangis terharu mendengar ucapan Yoga.
‘’Itu berarti sekarang kita...?’’
‘’Yes giant baby , you’re my girlfriend now’’ ujar Yoga
Sharen tersenyum senang dan memeluk Yoga manja.Yoga pun mengelus rambut Sharen dengan penuh kasih sayang.
Kisah cinta baru tumbuh di musim semi , setelah berakhirnya musim dingin dan meredupnya bunga Wintersweet.Tapi Sharen tidak akan pernah meredup dihati Yoga karna Sharen akan selalu tumbuh didalam hati Yoga dalam keadaan dingin ataupun panas.Hanya Sharen lah yang bisa menjadi bunga hati Yoga dan melengkapi hatinya.
The End

Tidak ada komentar:

Posting Komentar